Kamis, 05 Agustus 2010

Sanggar Seni Kaktus yang terbentuk pada 9 Mei 1990 adalah salah satu lembaga mahasiswa yang menyuarakan isi hati mereka lewat seni.
Divisi Tari mulai diperkenalkan pada Sanggar Seni Kaktus sejak awal dibentuk, namun secara aktif mulai diikutsertakan dalam setiap pertunjukkan Kaktus pada tahun 1992.
Pada tahun 1995, Sanggar Seni Kaktus khususnya divisi tari mulai memunculkan bakat-bakat dari anggotanya dan mulai melakukan pementasan tari dari satu panggung ke panggung yang lain.
Pada tahun 2001, ketika Expo Seni Pertunjukan Kaktus 1….Sanggar Seni Kaktus mulai menampilkan sesuatu yang berbeda yaitu Pertunjukkan Tari Kontemporer, sebuah pertunjukkan tari yang biasa hanya dipentaskan pada panggung-panggung nasional dan internasional.  Dengan modal kenekatan Divisi Tari Sanggar Seni Kaktus mementaskan Karya Tari Kontemporer yang pertama berjudul “Provokator”, yang akhirnya menjadi pelopor bagi lembaga seni kampus lainnya, setelah itu secara berurutan Sanggar Seni Kaktus (khususnya Divisi Tari tak pernah berhenti berkarya dan melakukan pementasan). 
Ditahun yang sama pada bulan November, Divisi Tari Kaktus diundang pada pementasan Artefak Donggala dan menampilkan garapan berjudul “Vau” terpilih sebagai penyaji terbaik I yang mengambil setting di Pasar Donggala dengan artistik di Pembuangan Sampah.
Tahun 2002, Divisi Tari Kaktus mementaskan garapan Tari Kontemporer berjudul “Randa” pada Palu Dance Festival serta Tari Kreasi berjudul “Tambilugi” pada Pementasan Merah Putih.
Tahun 2002, tiga penari KAKTUS (Iin Ainar, Sarlian dan Rahayoe) mewakili Sanggar Seni Kaktus dan Sulawesi Tengah mementaskan karya tari “Perempuanku” pada Temu Koreografer Wanita di Taman Budaya Surakarta Jawa Tengah.
Tahun 2003, Divisi Tari Kaktus mengalami kekecewaan dari BKSM (Badan Kesenian Mahasiswa) karena semua penarinya tidak diberi kesempatan untuk mewakili UNTAD dalam Peksiminas dan menutupi rasa kekecewaan Divisi Tari Kaktus dengan bangga mempersembahkan pertunjukkan tari tunggal di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah dan mewakili Sulawesi Tengah pada SOLO DANCE FESTIVAL di SOLO dengan garapan “Salonde” dan di tahun yang sama Tampil pada Festival Penata Tari Muda di Jogjakarta dengan karya “Jalan Setapak”.
Tahun 2004, membuat pertunjukkan tari “Yaku Mombine” dan pertunjukkan tari “Sesaat” di Expo Seni Pertunjukan Kaktus 4.
Tahun 2005, pertunjukkan terakhir Kaktus pada Expo Seni Pertunjukan Kaktus berjudul “Randa II”
dan setelah melewati masa ke-vakuman yang cukup lama, kini Divisi Tari Sanggar Seni Kaktus mulai meramaikan kembali panggung pertunjukan tari dan mencoba berdiri dalam KAKTUS dance.  KAKTUS dance mengawali kembali perjuangan para seniornya melalui Expo Seni Pertunjukan Kaktus 7  tahun 2009 dengan garapan tari “ELEGI” (fadly, adhie dan indie), kemudian pada bulan Maret 2010 menampilkan kolaborasi tari-puisi “KRISISNYA BIROKRASI” di Graha Hasan Bahasyuan, pada bulan April turut berpartisipasi pada Reuni Akbar FISIP Untad dalam karya kolaborasi bersama Sanggar Seni Kaktus berjudul “BUMIKU” dan pada mendapat sambutan yang besar pada Festival Teluk Palu lewat karya “DIBAWAH DAUN-DAUN HIJAU”






1 komentar:

Anonim mengatakan...

sukses selalu untuk KAKTUS dance
mantapkan tetap berproses ....
sampai bertemu di Jakartatruistes


Risdyanti - Jakarta

Follow Us